Penyebab Timing Belt Putus

Timing belt merupakan komponen pada kendaraan yang berfungsi untuk menghubungkan antara komponen crank shaft (poros engkol) dengan cam shaft (poros nok). Timing belt ini memiliki peran yang sangat penting untuk mengatur kapan waktu bukaan katup-katup pada kendaraan.

Sering kali pengendara tidak memperhatikan perawatan terhadap komponen yang satu ini. Padahal ketika berkendara dan tiba-tiba timing belt putus maka akan menimbulkan dampak yang sangat fatal.

Putusnya timing belt dapat mengakibatkan terjadinya tabrakan antara komponen katup dan piston. Akibat tabrakan tersebut maka akan membuat katup dan piston menjadi rusak.

Putusnya timing belt pada kendaraan dapat disebabkan oleh beberapa hal, penyebab timing belt putus antara lain :

Kesalahan saat pemasangan
Penyebab putusnya timing belt yang pertama adalah kesalahan saat pemasangan timing belt. Pemasangan timing belt yang terlalu tegang (kencang) atau terlalu longgat (kendur) akan mempengaruhi kinerja timing belt.

Timing belt yang terlalu kencang maka akan mengakibatkan timing belt menjadi mudah putus. Sedangkan pemasangan timing belt yang terlalu longgar akan dapat terjadi kesalahan waktu pembukaan katup karena timing belt dapat loncat. Oleh sebab itu selalu lakukan pemasangan timing belt sesuai dengan petunjuk manual kendaraan tersebut.

Penggantian yang tidak tepat
Penyebab putusnya timing belt yang kedua adalah penggantian timing belt yang tidak tepat waktu. Timing belt diganti setelah kendaraan menempuh jarak kurang lebih antara 80.000 km sampai 120.000 km (lebih jelasnya lihat buku manual kendaraan), sehingga bila penggantian timing belt tidak sesuai waktunya yaitu pada jarak yang sudah ditentukan namun timing belt belum diganti maka dapat memungkin putusnya timing belt.

Beban kerja kendaraan melebihi batas
Penyebab putusnya timing belt yang ketiga adalah penggunaan kendaraan melebihi batas beban kerja kendaraan tersebut misalnya kendaraan sering mengangkut beban berat maka komponen timing belt akan bekerja lebih keras sehingga timing belt menjadi cepat rusak dan dapat menjadi mudah putus walaupun jarak penggantian timing belt belum tercapai.

Untuk menghindari hal tersebut maka pada timing belt juga perlu dilakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala yaitu antara 40.000 km sampai 60.000 km (lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan). Perawatan secara berkala ini bertujuan untuk melihat kondisi timing belt dari kemungkinan timing belt yang retak, gerigi timing belt yang rusak atau kelonggaran timing belt. Bila timing belt retak atau rusak sebaiknya ganti timing belt walaupun jarak penggantian timing belt belum tercapai.

Adanya kebocoran oli
Penyebab putusnya timing belt keempat adalah karena adanya kebocoran oli pada bagian timing belt. Kebocoran oli ini dapat disebabkan karena seal-seal pada cam shaft rusak sehingga oli dapat masuk ke bagian timing belt, padahal timing belt tidak boleh terkena oleh oli.

Bila timing belt terkena oli maka akan cepat merusak komponen timing belt sehingga timing belt akan cepat putus. 

Jika terjadi kebocoran oli pada ruang timing belt maka segera lakukan langkah perbaikan dan bila timing belt sudah terkena oli berlebihan maka ganti timing belt dengan yang baru.

1 Response to "Penyebab Timing Belt Putus"

  1. Nice article! I have often read your blogs which provide a lot of specific information about machines. and today you gave information about the timing belt which is pretty interesting now this time I need help with my dissertation so I was visiting best dissertation writing services. because this is a great service for dissertation help and whenever ii need help with my dissertation I always contact him.

    ReplyDelete